Senin, 01 Agustus 2011

Amalan di bulan Ramadhan

Membaca Al-Quran. 

Bulan Ramadhan adalah bulan Alquran sesuai dengan sunnah Nabi Saw. Ibnu Abbas RA berkata :”Nabi (Muhammad Saw) adalah orang yang paling dermawan diantara manusia. Kedermawanannya meningkat saat malaikat Jibril menemuinya setiap malam hingga berakhirnya bulan Ramadhan, lalu Nabi membacakan Alquran dihadapan Jibril. Pada saat itu kedermawanan Nabi melebihi angin yang berhembus.” Hadist tersebut menganjurkan kepada setiap muslim agar bertadarus Alquran, dan mengadakan ijtima’/berkumpul dalam majlis Alquran dalam bulan Ramadhan.

 Menahan hawa nafsu dan kesenangan duniawi.

Yaitu dengan mengurangi makan ketika berbuka serta tidak berlebih-lebihan. Dalam sebuah hadist dikatakan “Tidak ada perkara yang lebih buruk dari pada memenuhi isi perut dengan makanan secara berlebihan”, Ruh puasa terletak pada memperlemah syahwat, mengurangi keinginan dan mengekang nafsu.

Dari Sahal bin Sa’ad ra Rasulullah Saw bersabda : “Sesungguhnya di surga ada salah satu pintu yang dinamakan Rayyan; masuk dari pintu tersebut ahli puasa di hari kiamat, tidak ada yang masuk dari pintu itu selain ahli puasa, lalu diserukan “Manakah para ahli puasa?’, maka berdirilah para ahli puasa dan tak ada seorangpun yang masuk dari pintu itu kecuali mereka yang tergolong para ahli puasa, dan apabila mereka sudah masuk, maka pintu sorga tersebut segera tertutup, dan tak ada satupun yang diperbolehkan masuk setelah mereka .” (Bukhari Muslim).

Qiyamullail (Tahajjud).

Solat Tarawih hukumnya sunat menurut kesepakatan para ulama juga disunatkan untuk mengkhatamkan Alquran selama solat Tarawih. Hadits-hadits yang menerangkan tentang Qiyamullail adalah : Sabda Rasulullah Saw : “Barang siapa menghidupan malam Ramadhan dengan penuh keimanan dan harapan mendapatkan ridho Allah Swt semata, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lampau. 

Berlomba-lomba dalam bersedekah.

Hendaknya berusaha untuk selalu memberikan ifthar (berbuka) bagi mereka yang berpuasa walaupun hanya seteguk air ataupun sebutir korma sebagaimana sabda Rasulullah yang berbunyi : “Barang siapa yang memberi ifthar (untuk berbuka) orang orang yang berpuasa maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tanpa dikurangi sedikitpun.” (Bukhari Muslim) 

I’tikaf di Sepuluh hari Terakhir Bulan Ramadhan.

I’tikaf di sepuluh terakhir bulan Ramadhan merupakan penyempurna ibadah puasa. Ini karena I’tikaf artinya mengkonsentrasikan diri menghadap Allah, mendekatkan diri kepada-Nya dan menyibukkan diri dengan beribadah kepada-Nya. Hingga kecintaannya semata hanya kepada Allah, mengalahkan kecintaannya kepada selain Allah. Inilah tujuan I’tikaf di hari-hari terakhir bulan Ramadhan, hari yang paling utama selama bulan tersebut. Sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan merupakan keutamaan yang dipilih oleh Allah Swt.

Menjauhi Larangan Agama.

Hal yang perlu diperhatikan oleh seorang mukmin adalah menjaga lisan dari mengguncing dalam keadaan berpuasa sebagaimana :”Barang siapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan ghibah maka tiada artinya di sisi Allah baginya berpuasa dari makan dan minum” (HR: Bukhari) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar